Senin, 10 Januari 2011

Fungsi Power Balance Hanya Sugesti


Point Break, penjual resmi gelang Power Balance di Indonesia menarik Power Balance dari seluruh gerainya.

Beberapa hari lalu manajemen Power Balance di Australia mengakui belum ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim mereka bahwa gelang karet berhologram itu bisa meningkatkan kekuatan dan keseimbangan tubuh pemakai seperti yang di katakan pada saat menjual dan mendemo produk tersebut. Sejak itu, 20 gerai Point Break yang tersebar dari Sumatera sampai Maluku tidak lagi menjual Power Balance.

Di konter Point Break Pondok Indah Mal, gelang karet aneka warna itu tidak lagi terlihat. Salah seorang petugas gerai, mengaku kebanjiran telepon yang menanyakan perihal retur. Sebab, di Australia, manajemen bersedia membeli kembali Power Balance, asal dilengkapi kotak pembungkus dan bukti pembelian. Dikatakan sehari bisa mencapai 10orang meneepon untuk melakukan returan produk ini.

Fungsi Power Balance Hanya Sugesti

Namun, Point Break belum mengeluarkan keputusan pasti, mereka masih menunggu konfirmasi dari Power Balance Indonesia.

Point Break mendapat wewenang penjualan dari PT Kubu Desa Bali, pemegang hak jual Power Balance di Indonesia. Gelang buatan Cina itu mulai dijual di Indonesia pada 2008, dengan harga Rp 395 ribu. Perusahaan yang mempunyai hak jual ini tidak mau menyebutkan berapa gelang Power Balance yang telah berhasil di jual.

Kepala Badan Pengkajian Obat-obatan dan Makanan (POM), Kustantinah menilai penggunaan gelang kesehatan Power Balance oleh masyarakat lebih dominan karena alasan faktor menyakini atau sugesti ketimbang faktor ilmiah. Karena itu, Kustinah berpandangan masyarakat sebaiknya memperhatikan pertimbangan aspek ilmiah ketika berencana menggunakan produk.

Beliau berkata Selama ini masyarakat hanya sekedar meyakini bahwa gelang itu berkhasiat sesuai yang dikatakan, di demo maupun yang di lihat di video yang ada.

Menurut Kastinah, seharusnya gelang power balance juga harus menampilkan hasil riset ilmiah. Dia pun mencontohkan obat sebagai pembanding. Kastinah mengatakan obat memiliki dasar yang kuat dalam hal aspek ilmiah. Artinya, produsen obat tentu tidak akan sembarang mengatakan bahwa obat yang ditawarkan kepada masyarakat berkhasiat tanpa ada dasar ilmiah dibelakangnya.

Ke depan, Kustantinah menyarankan agar masyarakat lebih mengedepankan pertimbangan ilmiah daripada keyakinan atau sugesti. Menurut dia, berbagai kasus yang terjadi sebelumnya berawal dari sugesti atau keyakinan.

Namun, dia tidak melulu menyalahkan masyarakat lantaran pihak produsen juga harus bertanggung jawab memikirkan konsumennya. Caranya, kata dia, berikan bukti ilmiah yang kuat sehingga masyarakat tahu dan tidak salah pilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar