Kamis, 29 Maret 2012

Harga BBM Naik, 12.000 Demonstran Turun ke Jalan

Benarkah harga BBM akan naik lagi? Semua warna Indonesia tentu mempunyai berbagai pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Ada yang berpendapat kenaikan BBM ini akan menambah biaya pengeluaran, tetapi ada juga yang berpendapat kenaikan BBM ini merupakan salah satu solusi agar meringankan subsidi pemerintah karena pada kenyataannya minyak dunia memang sedang terjadi kenaikan harga. Ada juga yang berpendapat kenaikan harga BBM ini membantu menyejahterakan mereka yang hobby korupsi. Apa pendapat anda?

BBM naik lagi pada april 2012


Karena kenaikan BBM ini hari ini tanggal 30 Maret 2012 akan ada sebanyak 12.000 Demonstran yang akan turun ke jalan melakukan unjuk rasa. Bagi yang tempat tinggalnya di dekat daerah dimana akan dilakukan demonstrasi harap berhati-hati. ^_^

Inilah daftar titik unjuk rasa yang terjadi hari ini, yang dihimpun dari data Polda Metro Jaya:
1. Pukul 08.00 di Gedung DPRD Kota Tangerang, unjuk rasa oleh HIMATA dan GMNI, menolak kenaikan harga BBM. Massa mencapai 150 orang.
2. Pukul 08.00 di Bundaran HI dan Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan Federasi Serikat Pekerja Logam & Mesin (FSP LEM-SPSI) untuk menolak kenaikan harga BBM. Estimasi massa mencapai 500 orang.
3. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh HKTI Depok untuk menolak kenaikan harga BBM dan menurunkan harga. Jumlah massa sekitar 25 orang.
4. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, UNRAS oleh FAM UI, 20 orang menolak kenaikan harga BBM dan turunkan harga.
5. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh PDI Perjuangan untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa mencapai 1.000 orang.
6. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Partai Bulan Bintang (PBB), menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa mencapai 300 orang.
7. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) untuk menolak kenaikan harga BBM. Massa mencapai 100 orang.

8. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia-KSPI (PB PGRI, FSP KEP, FSPMI, FSP KAHUTINDO, FSP FARKES-REF, ASPEK Indonesia, FSP ISI, SP PPMI, FSP PAR-Reformasi) untuk menolak kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik, berlakukan upah layak, dan menerapkan jaminan sosial. Massa diperkirakan mencapai 3.000 orang.

9. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI) Jakarta Utara untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah demonstran 500 orang.

10. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa 1.500-2.000 orang.

11. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (Dewan Eksekutif Nasional KSBSI) untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa mencapai 300 orang.

12. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh BEM Universitas Indonesia 2012 (BEM-UI 2012) untuk menolak kenaikan harga BBM. Estimasi massa 100 orang.

13. Pukul 09.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Front Oposisi Rakyat-FOR Indonesia (PRP, KSN, FSBKU, SHI, Walhi, KPA, KPRI, KSPSI, Serabutan, SBJP). Mereka menolak kenaikan harga BBM, anggaran pendapatan belanja negara perubahan (APBNP), dan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM). Jumlah massa 500 orang.

14. Pukul 10.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa sekitar 200 orang.

15. Pukul 11.00 di Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Serikat Pekerja Nasional DKI Jakarta (SPN DKI Jakarta) untuk menolak kenaikan harga BBM. Jumlah massa mencapai 500 orang.

16. Pukul 08.00 di Kantor Kemenpan Jakarta Selatan dan Gedung DPR/MPR RI, unjuk rasa dilakukan oleh Komite Guru Bekasi (KGB) sebanyak 250 orang. Mereka meminta pencabutan surat edaran Menpan Nomor 5/2010 karena diskriminasi adanya tenaga honorer K1 dan K2 dengan acuan PP yang lama (PP Nomor 48/2005 juncto PP Nomor 43/2007) dan pengangkatan menjadi PNS. Massa berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jambi.

17. Pukul 13.00 di depan Kantor LBH Jakarta, unjuk rasa dilakukan oleh Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia-Konami (UBK, STKIP, UMJ, UIJ, USNI, ST Thamrin, Unas, UKI UMT, Unpam, UIN, KAMJAK). Mereka menuntut pembatalan kenaikan harga BBM, turunkan SBY-Boediono, ganti rezim ganti sistem, serta kembali ke UUD 1945 dan Pancasila. Estimasi massa 200 orang.

18. Pukul 13.30 di Bundaran HI dan depan Istana Negara, unjuk rasa dilakukan oleh Forum Umat Islam (FPI, KISDI, DDI, BKSPPI, NU, Muhammadiyah, HDI, GMPI, Hidayatullah, Majelis Mujahidin, JAT, GARIS, MER-C, KISPA, GPI, FBR, PPP, PBR, PKNU, KAU, ICMI, FPIS). Mereka menuntut aksi sejuta umat Indonesia Tanpa Maksiat, membubarkan Ahmadiyah, dan menolak kenaikan harga BBM. Massa mencapai 1.000 orang.

19. Pukul 09.00 di Kantor Kementerian BUMN dan Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta Pusat, unjuk rasa dilakukan oleh Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan PT Dirgantara Indonesia (FKK-PT DI). Mereka meminta penyelesaian pembayaran hak-hak mantan karyawan PT DI yang tergabung dalam FKK-PT DI. Massa sekitar 200 orang.

20. Pukul 14.00 di Komplek Makam Al Haddad di Koja, Jakarta Utara, unjuk pengosongan dan pendudukan/pengambilalihan Komplek Makam Al Haddad (Mbah Priok) oleh ahli waris Habib Muhammad bin Ahmad Jein Al Haddad, tim advokasi Mohammad Al Haddad, dan ormas Islam. Massa yang dikerahkan sekitar 500 orang. 

Pimpinan DPR menyebut ada dua materi krusial soal BBM yang akan dibahas dalam rapat paripurna nanti. Materi pertama terkait besaran subsidi energi. Ada dua opsi yang muncul. Opsi pertama, subsidi energi diberikan sebesar Rp 225 triliun dengan rincian subsidi BBM senilai Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi senilai Rp 23 triliun. Opsi ini mempersilakan pemerintah menaikkan harga BBM.

Adapun opsi kedua, yakni subsidi energi sebesar Rp 266 triliun dengan rincian subsidi BBM senilai Rp 178 triliun, subsidi listrik senilai Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun. Opsi ini tetap mempertahankan harga BBM saat ini.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebut hanya opsi pertama yang akan dibawa ke rapat paripurna berdasarkan hasil pembahasan di Badan Anggaran.

Materi kedua, DPR akan mengambil keputusan apakah mengamandemen atau tidak Pasal 7 Ayat 6 Undang-Undang APBN 2012 yang menyebutkan harga jual eceran BBM bersubsidi tidak naik. Jika diamandemen, pemerintah dapat menaikkan harga BBM. Begitu pula sebaliknya.

Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung mengatakan, pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pemungutan suara terbuka. Jika seluruh anggota hadir, sebanyak 560 anggota dari 9 fraksi akan memberi hak suara.

Hingga saat ini, parpol oposis,i yakni PDI-P (94 orang), Partai Gerindra (26 orang), dan Partai Hanura (17 orang) masih pada kebijakannya menolak kenaikan harga BBM. Jika seluruh politisi ketiga parpol itu hadir dan solid, 137 suara akan menolak opsi yang akan berimbas harga BBM naik.

Partai Keadilan Sejahtera, yang tergabung dalam koalisi, bersikap berseberangan dengan pemerintah. Sikap yang sama diputuskan Partai Golkar di saat-saat terakhir. Keputusan itu diambil pasca-pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah (kini non-aktif) yang menyudutkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.

Jika seluruh anggota PKS (57 orang) dan Partai Golkar (106) hadir dalam paripurna serta mengambil sikap yang sama dengan pernyataan partai, wakil rakyat yang akan menolak harga BBM naik menjadi 300 orang.

Salah satu petinggi Partai Amanat Nasional mengatakan, para pengurus PAN terus meyakinkan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa agar mengizinkan politisinya di parlemen "balik badan" seperti Partai Golkar. Adapun PPP baru akan menentukan sikap siang nanti.

Kalaupun nantinya seluruh politisi Partai Demokrat (148 orang), PPP (38 orang), PKB (28 orang), dan PAN (46 orang) hadir dan tetap solid, kebijakan pemerintah hanya didukung oleh 260 suara.

Meski demikian, berdasarkan pengalaman selama ini, peta politik dapat berubah di menit-menit terakhir. Apakah DPR akan mendukung harga BBM naik Rp 1.500 per liter pada 1 April 2012? Kita tunggu saja drama di lantai IV Gedung Nusantara II DPR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar